A.
Sinar x
-
Pengertian Sinar-X
Sinar
–X adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang 10-8 -10-12
m dan frekuensi sekitar 1016 -1021 Hz. Sinar ini dpat
menembus benda-benda lunak seperti daging dan kulit tetapi tidak dapat menembus
benda-benda keras seperti tulang, gigi, dan logam. Sinar-X sering di gunakan di
berbagai bidang seperti bidang kedokteran, fisika, kimia, mineralogy,
metarulugi, dan biologi.
-
Sejarah Penemuan Sinar-X
Sinar-X
ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C. Roentgen
pada tanggal 8 November 1895. Saat itu Roentgen bekerja menggunakan tabung. Dia
mengamati nyala hijau pada tabung yang sebelumnya menarik perhatian Crookes.
Roentgen selanjutnya mencoba menutup tabung itu dengan kertas hitam dengan
harapan agar tidak ada cahaya tampak yang dapat lewat. Namun setelah ditutup
ternyata masih ada sesuatu yang dapat lewat. Roentgen Menyimpulkan bahwa ada
sinar-sinar tidak tampak yang mampu menerobos kertas hitam tersebut.
Pada
saat Roentgen menyalakan sumber listrik tabung untuk penelitian sinar katoda,
beliau mendapatkan bahwa ada sejenis cahaya berpendar pada layar yang terbuat
dari barium platino cyanida yang kebetulan berada di dekatnya. Jika sumber
listrik dipadamkan, maka cahaya pendar pun hilang. Roentgen segera menyadari
bahwa sejenis sinar yang tidak kelihatan telah muncul dari dalam tabung sinar
katoda. Karena sebelumnya tidak pernah
dikenal, maka sinar ini diberi nama sinar-X. Namun untuk menghargai jasa
beliau dalam penemuan ini maka seringkali sinar-X itu dinamai juga sinar Roentgen.
Nyala
hijau yang terlihat oleh Crookes dan Roentgen akhirnya diketahui bahwa sinar
tersebut tak lain adalah gelombang cahaya yang dipancarkan oleh dinding kaca
pada tabung sewaktu elektron menabrak dinding itu, sebagai akibat terjadinya
pelucutan listrik melalui gas yang masih tersisa di dalam tabung. Pada saat
yang bersamaan elektron itu merangsang atom pada kaca untuk mengeluarkan
gelombang elektromagnetik yang panjang gelombangnya sangat pendek dalam bentuk
sinar-X. Sejak saat itu para ahli fisika telah mengetahui bahwa sinar-X dapat
dihasilkan bila elektron dengan kecepatan yang sangat tinggi menabrak atom.
Tergiur oleh penemuannya yang tidak sengaja
itu, Roentgen memusatkan perhatiannya pada penyelidikan sinar-X. Dari
penyelidikan itu beliau mendapatkan bahwa sinar-X dapat memendarkan berbagai
jenis bahan kimia. Sinar-X juga dapat menembus berbagai materi yang tidak dapat
ditembus oleh sinar tampak biasa yang sudah dikenal pada saat itu. Di samping
itu, Roentgen juga bisa melihat bayangan tulang tangannya pada layar yang
berpendar dengan cara menempatkan tangannya di antara tabung sinar katoda dan
layar. Dari hasil penyelidikan berikutnya diketahui bahwa sinar-X ini merambat
menempuh perjalanan lurus dan tidak dibelokkan baik oleh medan listrik maupun
medan magnet. Atas jasa-jasa Roentgen dalam menemukan dan mempelajari sinar-X
ini, maka pada tahun 1901 beliau dianugerahi Hadiah Nobel Bidang Fisika yang
untuk pertama kalinya diberikan dalam bidang ini. Penemuan Sinar-X ternyata
mampu mengantarkan ke arah terjadinya perubahan mendasar dalam bidang
kedokteran. Dalam kegiatan medis, Sinar-X dapat dimanfaatkan untuk diagnosa
maupun terapi. Dengan penemuan sinar-X ini, informasi mengenai tubuh manusia
menjadi mudah diperoleh tanpa perlu melakukan operasi bedah.
Sinar-X
dapat terbentuk apabila partikel bermuatan misalnya elektron oleh pengaruh gaya
inti atom bahan mengalami perlambatan. Sinar-X yang tidak lain adalah gelombang
elektromagnetik yang terbentuk melalui proses ini disebut sinar-X
bremsstrahlung. Sinar-X yang terbentuk dengan cara demikian mempunyai energi
paling tinggi sama dengan energi kinetik partikel bermuatan pada waktu
terjadinya perlambatan.
![]() |
| Add caption |
Gambar 1. Eksitasi elektron sinar-X
Ketika terjadi perlambatan dan
menimbulkan sinar-X, sinar-X yang terjadi umumnya memiliki energi yang
berbeda-beda sesuai dengan energi kinetik elektron pada saat terbentuknya
sinar-X dan juga bergantung pada arah pancarannya.

Gambar 2. Proses pembentukan sinar-X memakai tabung katoda-anoda
Sinar-X
dapat juga terbentuk dalam proses perpindahan elektron-elektron atom dari
tingkat energi yang lebih tinggi menuju ke tingkat energi yang lebih rendah,
misalnya dalam proses lanjutan efek fotolistrik. Sinar-X yang terbentuk dengan
cara seperti ini mempunyai energi yang sama dengan selisih energi antara kedua
tingkat energi yang berkaitan. Karena energi ini khas untuk setiap jenis atom,
sinar yang terbentuk dalam proses ini disebut sinar-X karakteristik, kelompok sinar-X
demikian mempunyai energi farik. Sinar-X karakteristik yang timbul oleh
berpindahnya elektron dari suatu tingkat energi menuju ke lintasan k, disebut
sinar-X garis K, sedangkan yang menuju ke lintasan l, dan seterusnya. Sinar-X
bremsstrahlung dapat dihasilkan melalui pesawat sinar-X atau pemercepat
partikel.
Pada
dasarnya pesawat sinar-X terdiri dari tiga bagian utama, yaitu tabung sinar-X,
sumber tegangan tinggi yang mencatu tegangan listrik pada kedua elektrode dalam
tabung sinar-X, dan unit pengatur. Bagian pesawat sinar-X yang menjadi sumber
radiasi adalah tabung sinar-X. Didalam tabung pesawat sinar-X yang biasanya
terbuat dari bahan gelas terdapat filamen yang bertindak sebagai katode dan
target yang bertindak sebagai anode. Tabung pesawat sinar-X dibuat hampa udara
agar elektron yang berasal dari filamen tidak terhalang oleh molekul udara
dalam perjalanannya menuju ke anode. Filamen yang di panasi oleh arus listrik
bertegangan rendah (If) menjadi sumber elektron. Makin besar arus filamen IF,
akan makin tinggi suhu filamen dan berakibat makin banyak elektron dibebaskan
persatuan waktu.
Elektron
yang dibebaskan oleh filamen tertarik ke anode oleh adanya beda potensial yang
besar atau tegangan tinggi antara katode dan anode yang dicatu oleh unit sumber
tegangan tinggi (potensial katode beberapa puluh hingga beberapa ratus kV atau
MV lebih rendah dibandingkan potensial anode), elektron ini menabrak bahan
target yang umumnya bernomor atom dan bertitik cair tinggi (misalnya tungsten)
dan terjadilah proses bremsstrahlung. Khusus pada pemercepat partikel energi
tinggi beberapa elektron atau partikel yang dipercepat dapat agak menyimpang
dan menabrak dinding sehingga menimbulkan bremsstrahlung pada dinding.
Beda
potensial atau tegangan antara kedua elektrode menentukan energi maksimum
sinar-X yang terbentuk, sedangkan fluks sinar-X bergantung pada jumlah elektron
persatuan waktu yang sampai ke bidang anode yang terakhir ini disebut arus
tabung It yang sudah barang tentu bergantung pada arus filamen It. Namun
demikian dalam batas tertentu, tegangan tabung juga dapat mempengaruhi arus
tabung. Arus tabung dalam sistem pesawat sinar-X biasanya hanya mempunyai
tingkat besaran dalam milliampere (mA), berbeda dengan arus filamen yang
besarnya dalam tingkat ampere.
Gambar 3: Penemu sinar-X
-
Cara Kerja Sinar-X
Pada
aplikasinya, penciptaan sinar-x tak lagi mengandalkan mekanisme tabung crookes,
melakinkan dengan menggunakan pesawat sinar-x modern. Pesawat sinar-x modern
pada dasarnya membangkitkan sinar-x dengan mem’bombardir’ target logam dengan
elektron berkecepatan tinggi. Elektron yang berkecepatan tinggi tentunya
memiliki energi yang tinggi, dan karenanya mampu menembus elektron-elektron
orbital luar pada materi target hingga menumbuk elektron orbital pada kulit k
(terdekat dengan inti).
Elektron
yang tertumbuk akan terpental dari orbitnya, meninggalkan hole pada tempatnya
semula. Hole yang ditinggalkannya itu akan diisi oleh elektron dari kulit luar
dan proses itu melibatkan pelepasan foton (cahaya elektromagnetik) dari
elektron pengisi tersebut. Foton yang keluar itulah yang kemudian disebut
sinar-x, dan keseluruhan proses terbentuknya sinar-x melalui mekanisme tersebut
disebut mekanisme sinar-x karakteristik.
Adapun
mekanisme lain yang mungkin terjadi adalah emisi foton yang dialami oleh
elektron cepat yang dibelokkan oleh inti atom target atas konsekuensi dari
interaksi coulomb antara inti atom target dengan elektron cepat. Proses
pembelokkan ini melibatkan perlambatan dan karenanya memerlukan emisi energi
berupa foton. Mekanisme ini disebut bremsstrahlung (bahasa jerman dari ‘radiasi
pengereman’).
Gambar 4. Proses produksi sinar-X
Seperti terlihat pada gambar
ilustrasi, beda potensial antara anoda dan katoda dibuat sedemikian rupa
sehingga mencapai angka yang cukup untuk membuat elektron melompat dengan
kecepatan tinggi setelah katoda diberi energy (biasanya 1000 volt). Setelah
elektron pada katoda melompat dan menghantam filamen pada anoda, terjadilah
sinar-x yang terjadi dengan mekanisme sinar-x karakteristik ataupun
bremsstrahlung. Karena filamen pada anoda dimiringkan ke bawah, foton sinar-x
akan menuju ke bawah, keluar dari pesawat sinar-x lalu melewati jaringan yang
dipotret. Bayangan/citra pun terbentuk pada film yang diletakkan di bawahnya.
-
Syarat-syarat Terjadinya Sinar-X :
·
Ruang yang vacum
(hampa udara)
·
Beda potensial
yang tinggi
·
Sumber electron
·
Target tumbukan,
dan
·
Focusing
-
Sinar X Mempunyai Sifat- sifat sebagai berikut :
Banyak bahan
dapat beredar ketika ditumbuk oleh Sinar-X, Sinar-X dapat menghitamkan pelat
potret seperti halnya cahaya tampak. Daya tembus Sinar-X bergantung pada jenis
bahan yang ditembusnya. Sinar-X merambat menurut garis lurus. Sinar-X tidak menyimpang
dalam medan magnetik/medan listrik. Sinar-X dipancarkan ketika sinar katode
menumbuk zat padat, Karena Sinar-X tidak menyimpang dalam medan magnetik maupun
medan listrik, maka Sinar-X jelas tidak mengandung partikel yang bermuatan/Sinar-X
lebih mirip dengan cahaya yang tampak. Ternyata Sinar-X termasuk gelombang elektromagnetik
punya gelombang (10-12 m – 10-8 m) frekuensi sangat tinggi.
Sifat-sifat sinar-X :
·
Mempunyai daya
tembus yang tinggi Sinar X dapat menembus bahan dengan daya tembus yang sangat
besar, dan digunakan dalam proses radiografi.
·
Mempunyai
panjang gelombang yang pendek Yaitu : 1/10.000 panjang gelombang yang kelihatan.
·
Mempunyai efek
fotografi. Sinar X dapat menghitamkan emulsi film setelah diproses di kamar
gelap.
·
Mempunyai sifat
berionisasi. Efek primer sinar X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan
menimbulkan ionisasi partikel-partikel bahan zat tersebut.
·
Mempunyai efek
biologi. Sinar X akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan.
Efek biologi ini digunakan dalam pengobatan radioterapi.
-
Aplikasi Sinar-X Dalam Kehidupan Sehari-Hari
1. Bidang Kesehatan
· Sinar-X
lembut digunakan untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai radiograf.
Sinar-X bisa menembus tubuh manusia tetapi diserap oleh bagian yang lebih padat
seperti tulang.
Gambar 5. Foto
sinar X
Gambar foto sinar-X digunakan untuk memperlihatkan
kecacatan tulang, mengdeteksi tulang yang patah dan memperlihatkan keadaan
organ-organ dalam tubuh.
· Sinar-X
keras digunakan untuk memusnahkan sel-sel kanker. Cara ini dikenal sebagai
radioterapi.
2. Dalam Bidang Perindustrian
· Mengetahui
kecacatan dalam struktur binaan atau bagian-bagian dalam mesin dan engine.
· Memperbaiki rekahan dalam pipa logam,
dinding konkrit dan tekanan tinggi.
· Memeriksa retakan dalam struktur plastik
dan getah.
3. Dalam Bidang Penyelidikan
· Sinar-X
digunakan untuk menyelidik struktur hablur dan jarak pemisahan antara atom-atom
dalam suatu bahan hablur.
4. Kegunaan
lainnya
· Sinar-X
digunakan untuk mengesahkan sama ada suatu lukisan atau objek seni purba itu
benar atau tiruan.
· Di
lapangan kapal terbang, sinar-X lembut digunakan untuk memeriksa barang-barang
dan beg penumpang.
-
Efek Yang Ditimbulkan Dari Sinar-X
Efek
merugikan tersebut berupa kerontokan rambut dan kerusakan kulit. Pada tahun
1897 di Amerika Serikat dilaporkan adanya 69 kasus kerusakan kulit yang disebabkan
oleh sinar-X, sedang pada tahun 1902 angka yang dilaporkan meningkat menjadi
170 kasus. Pada tahun 1911 di Jerman juga dilaporkan adanya 94 kasus tumor yang
disebabkan oleh sinar-X. Meskipun beberapa efek merugikan dari sinar-X dan
gamma telah teramati, namun upaya perlindungan terhadap bahaya penyinaran
sinar-X dan gamma belum terfikirkan. Marie Curie, penemu bahan radioaktif Po
dan Ra meninggal pada tahun 1934 akibat terserang oleh leukemia. Penyakit
tersebut besar kemungkinan akibat paparan radiasi karena seringnya beliau
berhubungan dengan bahan-bahan radioaktif.
Efek lainnya yaitu :
· Pemusnahan sel-sel dalam tubuh.
· Perubahan struktur genetik suatu sel.
· Penyakit kanker parah.
· Kesan-kesan
buruk seperti rambut rontok, kulit menjadi merah dan berbisul.
B. DIFRAKSI
SINAR X
Difraksi
sinar-x oleh sebuah materi terjadi akibat dua fenomena yaitu, hamburan oleh
tiap atom dan interferensi gelombang-gelombang yang dihamburkan oleh atom-atom tersebut. Interferensi
ini terjadi karena gelombang-gelombang yang dihamburkan oleh atom-atom memiliki
koherensi dengan gelombang datang dan, demikian pula, dengan mereka sendiri. Perhitungan
interferensi gelombang dapat dijelaskan sebagai berikut. Pandang seberkas sinar-x
paralel dan sebuah pusat hamburan O (Gambar 6). Bila E0 cos 2πvt adalah
amplitudo komponen medan listrik pada O, amplitudo pada sebuah titik berjarak r
dari O adalah:

Gambar 6. Interferensi dua gelombang dari dua pusat
hamburan
E = f E0 cos [2πt (t – r/c) - φ]................................
Dengan f disebut faktor hamburan,
yaitu rasio antara amplitudo terhambur dan amplitudo datang. Secara umum, f tergantung
pada sudut 2θ antara kedua radiasi.Besaran φ adalah pergeseran fase hamburan. Bila digunakan
notasi kompleks,
E = f E0 cos [2πv(t-r/c)- φ]
= [ f exp (-i φ)] cos [2πv(t-r/c)]
Besaran f exp (-i φ) dinamakan faktor hamburan kompleks.
Bila pusat hamburan adalah sebuah
elektron bebas, maka φ= 90°. Keadaan
yang sama,secara umum, ditemukan pada hamburan dengan atom sebagai pusatnya.
Gelombang terhambur memiliki fase yang berlawanan dengan gelombang datang.
Kembali ke Gambar 6, sekarang akan dibahas radiasi
resultan yang terhambur oleh dua sumber hamburan O dan M. Diasumsikan bahwa
pergeseran fase φ oleh kedua atom sama. Bila kedua atom identik, memang demikian
keadaannya, namun hal yang sama juga terjadi pada kebanyakan kasus di mana
kedua atom berbeda. Beda fase antara kedua gelombang terpancar tergantung pada
posisi O dan M. Muka-muka gelombang datang dan terhambur yang melewati O adalah
(π0) dan (π). Panjang lintasan sinar yang melewati M lebih besar sebanyak ∆=
mM+ nM, dengan m dan n adalah proyeksi O pada sinar datang dan terhambur yang
melalui M. Arah sinar datang dan terhambur akan didefinisikan menggunakan
vektor-vektor satuan
S dan S0. Panjang mM dan nM adalah:
mM = S0.OM
nM = -S.OM
Sehingga ∆ =
mM+ nM= -OM.(S-S0), dan beda fase keduanya adalah:
φ = 2 π∆/λ = -2 π . OM. (S-S0 /
λ)...............................
Didefinisikan vektor s= (S-S0 / λ) yang memiliki peran besar dalam teori hamburan.Vektor ini akan dibahas
lebih mendalam pada bagian berikut ini. Perhatikan Gambar 1.7.Vektor
smemiliki arah sama dengan ON yang memotong sudut yang dibentuk oleh S dan -S0.Panjangnya adalah. Bila sudut hamburan
(S.S0 ) sama dengan 2θ, maka:
s = 2sin θ/ λ

Gambar 7. Definisi dari formula s = 2sin θ/ λ
Karena beda fase hanya tergantung pada vektor s,
perhitungan interferensi tidak
tergantung secara eksplisit pada S, S0 dan λ,
melainkan pada kombinasi
(S-S0)/
λ = s. Pentingnya s menjadikan lebih nyamannya membuat sebuah ruang baru yang dinamakan
ruang resiprokal (reciprocal space) yang setiap titiknya berhubungan dengan sebuah
vektor s yang merupakan vektor posisi titik tersebut. Intensitas terhambur pun sekarang
dapat dinyatakan sebagai I(s).
Representasi matematis syarat
terjadinya difraksi diberikan oleh Hukum Bragg 2 d hkl sin θ B= n λ, dengan
dhkl adalah jarak antar-bidang (interplanar spacing) (hkl) untuk sebuah kristal,
θB adalah sudut Bragg dan λ adalah panjang gelombang radiasi. Hukum Bragg dapat
dikatakan sebagai representasi non-vektorial dua dimensi sebagai syarat terjadinya
difraksi. Di samping representasi dalam bentuk Hukum Bragg, terjadinya difraksi
harus memenuhi 3 persamaan Laue yang dinyatakan dengan
(S-S0)/ λ . a1 = h’
(S-S0)/ λ . a2 = k’
(S-S0)/ λ . a3 = l’
Tiga persamaan Laue bukan ‘sesuatu yang lain’ dalam
konteks syarat terjadinya
difraksi dipandang dari bahasan Hukum Bragg. Ketiga
persamaan tersebut hanyalah representasi vektorial tiga dimensi dari syarat
difraksi. (Tugas: buktikan bahwa tiga persamaan Bragg akan mereduksi menjadi
Hukum Bragg untuk kristal bidang).
C. EFEK COMPTON
Foton dan
elektron berlaku sebgai bola billiard.Menurut teori kuantum cahaya, foton
berlaku sebagai partikel, hanya tidak mempunyai massa diam. Jika hal itu benar
kita harus bisa menganalisa tumbukan antara foton dengan elektron.

Gambar 2.1
Gambar 2.1 menunjukkan bagaimana
tumbukkan serupa itu digambarkan dengan foton sinar-x menumbuk elektron dan
kemudian mengalami hamburan dari arah semula sedangkan elektronnya menerima
impuls dan mulai bergerak dan tumbukkan foton dapat dipandang sebagai partikel
yang kehilangan sejumlah energi yang besarnya sama dengan energi kinetik K yang
diterima oleh elektron , walaupun sebenarnya kita mengamati dua foton berbeda .
jika semula mempunyai frekuensi f maka foton hambur mempunyai frekuensi yang
lebih rendah f’ sehingga.Kehilangan energi foton = Energi yang diterima
elektron. Dari pembahasan sebelumnya bahwa momentum partikel tak bermassa
berkaitan dengan energi menurut rumus:
E =
pc......................................................................(1)
Karena energi foton hf sama dengan momentum
maka:
Momentum foton:
P = E/c = h/f
...........................................(2)
momentum
tidak seperti energi merupakan kuantitas vektor yang mempunyai arah dan
besaran, dan dalamtumbukkan momentum harus kekal dalam masing-masing sumbuh dan
dari kedua sumbu saling tegak lurus.(bila lebih dari dua benda bertumbukkan
tentu saja
momentum harus kekal pada maisng - masing sumbu dari
ketiga sumbu saling tegak lurus).
Arah yang dipilih di sini ialah arah
semula dan satu lagi tegak lurus pada bidang yang mengandung elektron dan foton
hambur. Pada gambar 2.1 penghamburan foton oleh elektron disebut efek compton.
Energi dan momentum adalah kekal dalam keadaan seperti itu dan foton hambur
kehilangan energi (panjang gelombang hasilnya lebih panjang) dibanding foton
datang. hf/c, momentum foton hambur ialah hf’/c danmomentumelektron awal sektor
akhir ialah berurutan 0 dan p dalam arah foton semula.
Momentum awal = momentum akhir
Hf/c + 0 = hf’/c cos φ + p sin
θ...................................(3)
dan tegak
lurus pada arah ini. Momentum awal = momentum akhir
0 = hf’/c sin φ – p sin
θ..................................(4)
sudut φ
menyatakan sudut antara arah mula-mula dan arah foton hambur, dan ialah sudut antara
arah foton mula dan elektron yang tertumbuk. Dari persamaan - persamaan diatas
kita sekarang mendapta rumus yang menghubungkan beda panjang gelombang antara
foton mula dan foton hambur dengan sudut φ antara masing-masing , kedua besaran
itu merupakan kuantitas yang diukur. Langkah awalnya dengan mengalikan kedua persamaan itu
dengan c maka:
p c cos θ = hf-hf’ cos φ.................................(5)
p c sin θ = hf’ sin
φ.......................................(6)
dengan
mengkuadratkan persamaan ini dan menambahkannya sudut dapat dieliminasi
p2
c2 = (hf)2 – 2 (hf) (hf’) cos φ + (hf’)2...............................
Kemudian
kita samakan kedua rumus untuk energi total partikel
E = k + m0 c2,sehingga
(k + m0c2)2
= m02 c4 + p2 c2
P2c2 = k2
+ 2 m0c2k, karena
K= hf – hf’, kita dapatkan
p2 c2= (hf)2–
2 (hf) (hf’) + (hf’)2 + 2 m0 c2 (hf -
hf’)........................................... (7)
Hubungan ini lebih sederhana jika dinyatakan dalam
panjang gelombang sebagai pengganti frekuensi bagi persamaan di atas dengan 2 h2
c2,
mo c / h (f/c – f’/c ) =
2 (hf) (hf’) (1-cos φ)
dan karena f/c= 1/ λ dan f’/c= 1/ λ’
λ- λ’= h/ mo c (1- cos φ) (persamaan efek
compton)......................(8)
persamaan (4.8) diturunkan oleh Arthur H.compton pada
awal tahun 1920 dan gejala yang diperikannya yang pertama kali diamatinya,
dikenal sebagai efek Compton. Gejala ini menunjukkan bukti kuat teori kuantum
radiasi. Persamaan(4.8) memberikan perubahan panjang gelombang yang diharapkan
terjadi untuk foton yang terhambur dengan sudut φ oleh partikel yang bermassa diam mo dan perbedaan ini
tidak bergantung dari panjang gelombang foton datang λ kuantitas panjang
gelombang compton
panjang
gelombang compton
λ0 = h/m0 . c
λ0 =
2,2426 x 1012 m dengan 2,2426 pm (1 pm= 1 pi cometer = 1012
m)
dalam λ0
persamaan 8 menjadi
λ- λ’= λ0 (1-cos φ)................................(9)
Dari persamaan(9) diatas kita liaht
bahwa perubahan panjang gelombang terbesar yang dapat terjadi pada φ =180 ketika itu perubahan panjang
gelombang menjadi dua kali panjang gelombang Compton λ c, karena panjang
gelombang Compton untuk elektron ialah
λc =2,246 pm, dan lebih kecil lagi untuk
partikel yang lain karena massanya lebih besar, maka perubahan panjang
gelombang maksimum dalam efek Compton adalah 4,852 pm. Perubahan sebesar itu
atau lebih kecil lagi hanya bisa teramati untuk sinar-x karena pergeseran
panjang gelombang cahaya tampak kurang dari 0.01 persen dari panjang gelombang
awal sedangkan untuk sinar-x dengan λ =0,1 nm,besaran itu menjadi beberapa
persen.
Contoh soal:
Sinar-x yang panjang gelombangnya 10 pm dihamburkan oleh
suatu sasaran
a.Cari panjang gelombang sinar-x yang dihamburkan 45o
b.Cari panjang gelombagn maksimum yang ada dalam
sinar-x yang terhambur.
c.Cari energi kinetik maksimum elektron ayng
terhentak(elektron recpol).
Jawaban:
- λ- λ’= λ0 (1-cos φ), sehingga:
λ- λ’= λ0 (1-cos 45o)
= 10 pm + 0,293 λc
= 10,7 pm
- λ’ – λ maks jika
(1-cos φ) = 2, sehingga
λ’ – λ+2 λ c = 10 pm + 4,9 pm = 14,9
pm
- Energi kinetik hentak yang
maksimum sama dengan beda antara energi foton datang dan energi foton
terhambur sehingga:
Kmaks = (6,626 x 10 34 j
s) (3x 108 m/s) / (1/10 pm –
1/14,9 pm)
= 6,54 x 10-15 j
= 40,8 ke V
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
- Sinar X merupakan pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis
dengan gelombang radio, panas, cahaya sinar ultraviolet, tetapi mempunyai
panjang gelombang yang sangat pendek sehingga dapat menembus benda-benda. Proses
terjadinya sinar X yaitu pada saat di dalam tabung roentgen ada katoda dan anoda dan bila
katoda (filament) dipanaskan lebih dari 20.000 derajat C sampai menyala dengan
mengantarkSan listrik dari transformator Karena panas maka
electron-electron dari katoda (filament) terlepas, dengan memberikan
tegangan tinggi maka electron-elektron dipercepat gerakannya menuju anoda
(target), elektron-elektron mendadak dihentikan pada anoda (target)
sehingga terbentuk panas (99%) dan Sinar X (1%), Sinar X akan keluar dan
diarahkan dari tabung melelui jendela yang disebutdiafragma,panas yang ditimbulkan
ditiadakan oleh radiator pendingin.sinar X juga mempunyai manfaat, yaitu digunakan
untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai radiograf. Sinar-X boleh
menembusi badan manusia tetapi diserap oleh bahagian yang lebih tumpat
seperti tulang. Gambar foto sinar-X digunakan untuk mengesan kecacatan
tulang, mengesan tulang yang patah dan menyiasat keadaan organ-organ dalam
badan. Sinar-X keras digunakan untuk memusnahkan sel-sel kanser. Kaedah
ini dikenal sebagai radioterapi. Sinar x juga memiliki bahaya yaitu
apabila di gunakan secara berlebihan maka akan dapat menimbulkan penyakit
yang berbahaya, misalnya kanker. oleh sebab itu para dokter tidak
menganjurkan terlalu sering memakai ‘’foto rontgen’’ secara berlebihan.
- Pada efek fotolistrik, cahaya
dapat dipandang sebagai kuantum energi dengan energi yang diskrit. Kuantum
energi tidak dapat digambarkan sebagai gelombang tetapi lebih mendekati
bentuk partikel. Partikel cahaya dalam bentuk kuantum dikenal dengan
sebutan foton. Pandangan cahaya sebagai foton diperkuat lagi melalui
gejala yang dikenal sebagai efek Compton.
- Difraksi sinar-x yaitu, hamburan
oleh tiap atom dan interferensi gelombang-gelombang yang dihamburkan oleh atom-atom
tersebut.
- SARAN
v Bagi mahasiswa, Agsr
terus belajar supaya nanti bisa menciptakan teknologi pengobatan dengan
menggunakan Sinar X yang semakin aman.
v Bagi Masyarakat, agar
berhati- hati menggunakan Sinar X
Daftar Pustaka
Bragg, L.,
Phillips, D. & Lipson, H. S. (1975), The development of x-ray analysis,
Bell,London.
Guinier, A.
(1963), X-ray diffraction in crystals, imperfect crystals and amorphous bodies,
W.H.
Freeman, San Francisco.Warren, B. E. (1969), X-ray diffraction,Addison-Wesley
Pub. Co, Massachussetts.
Atkins, P. W. 1999. KIMIA FISIKA
JILID 2 EDISI KE-4. Jakarta : Erlangga
http://hadirwong.blogspot.com/2009/12/manfaat-sinar-x.html
