Senin, 05 Oktober 2015

gelombang cahaya





KATA PENGANTAR

 Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, karena  berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan Buku Fisika untuk SMA/MA kelas XII Semester Ganjil tentang Gelombang Cahaya ini. Dalam penulisan buku ini, kami sebagai penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan buku ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari semua pihak, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
 Dalam penulisan buku ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih  jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun dari segi materi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan buku selanjutnya. Semoga  buku  ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dalam peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua dan semoga materi ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan.
Bengkulu,   Maret  2015
                                                                                                                                   Penulis

                                                                                     







DAFTAR ISI




KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR  ISI.................................................................................................................... ii
BAB I     GELOMBANG CAHAYA
A. Spektrum Cahaya..................................................................................................
B. Sifat-sifat  Gelombang Cahaya.............................................................................
a)             Dispersi Cahaya.......................................................................................
b)            Interferensi Cahaya.................................................................................
c)             Difraksi Cahaya.......................................................................................
d)            Polarisasi Cahaya.....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA           









Bab 1
Gelombang Cahaya





v    Indikator 
v  Menjelaskan sifat-sifat gelombang cahaya.
v  Melakukan percobaan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya.
v  Mengmati pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya.
v  Mengelolah data hasil percobaan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya.
v  Menyimpulkan dan menyajikan hasil percobaan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya.
v  Menemukan fenomena-fenomena gelombang cahaya dalam kehidupan sehari-hari.


 Cahaya memang menarik untuk dipelajari. Sejak berabad-abad yang lalu banyak ahli yang tertarik untuk meneliti cahaya. Sebagai contoh adalah Newton dan Maxwell. Teori Newton tentang cahaya terkenal dengan teori partikel cahaya sedangkan teori Maxwell terkenal dengan gelombang elektromagnetik. Fisikawan lain yang juga tertarik akan cahaya adalah Huygens, Thomas Young, dan Fresnell. Tokoh-tokoh fisika ini cukup banyak memberikan sumbangan terhadap perkembangan teori tentang cahaya. Cahaya merupakan radiasi gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi mata manusia. Karena itu, cahaya selain memiliki sifat-sifat gelombang secara umum misal dispersi, interferensi, difraksi, dan polarisasi, juga memiliki sifat-sifat gelombang elektromagnetik, yaitu dapat merambat melalui ruang hampa.
Ada dua jenis cahaya, yaitu cahaya polikromatik dan cahaya monokromatik. Cahaya polikromatik adalah cahaya yang terdiri atas banyak warna dan panjang gelombang. Contoh cahaya polikromatik adalah cahaya putih. Adapun cahaya monokromatik adalah cahaya yang hanya terdiri atas satu warna dan satu panjang gelombang. Contoh cahaya monokromatik adalah cahaya merah dan ungu.


A. Spektrum Cahaya
 Ketika berkas cahaya senter melewati sebuah prisma, maka cahaya tersebut akan membentuk susunan warna pelangi.Spektrum adalah rentang panjang gelombang radiasi elektromagnetik yang berbeda-beda.
 Cahaya putih yang berasal dari sinar matahari bisa dipecah kedalam spektrum warna cahayanya menggunakan sebuah balok segitiga yang disebut prisma. Prisma tersebut diletakan dalam sebuah ruang gelap dan disinari dengan sebuah berkas sinar matahari atau cahaya putih yang sejenis. Prisma akan merefraksi (membelokkan) gelombang cahaya pendek lebih besar daripada gelombang cahaya panjang. Oleh karena itu, cahaya spektrum akan tersusun dalam pita-pita warna spektrum mulau dari ungu hingga merah.
Urutan cahaya dalam sebuah spektrum akan selalu sama. yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu ( red, orange, yellow, green, blue, indigo, violet).
*TAHUKAH KAMU*
Analisis spektrum bisa mengungkapkan bahan penyusun suatu benda, mulai dari galaksi yang sangat jauh hingga  obat-obatan.

Para ilmuwan mengingat urutan cahaya spektrum melalui huruf-huruf awal yang mengawali kata-kata dalam sebuah frasa kuno berikut, "Richard Of York Gained Battles In Vain".

ü    Inframerah adalah cahaya merah yang terbentuk dari gelombang cahaya yang terlalu panjang untuk dilihat mata manusia.

ü    Ultraviolet adalah cahaya ungu yang terbentuk dari gelombang cahaya  yang terlalu pendek untuk dilihat mata manusia.

ü    Spektroskopi atau analisis spektrum adalah ilmu yang mempelajari spektrum yang dihasilkan ketika sebuah padatan, cairan, atau gas bersinar.

Setiap benda menghasilkan spektrum yang unik, sehingga spektroskopi bisa digunakan untuk mengidentifikasi suatu benda.
Urutan Spektrum Gelombang Elektromagnetik dari Frekuensi Besar ke Frekuensi Kecil / dari Panjang gelombang Kecil ke Panjang Gelombang Besar
ü    Sinar gamma( γ )
ü    Sinar Rontgen atau Sinar x
ü    Sinar ultraungu atau sinar ultraviolet
ü    Sinar tampak
ü    Sinar inframerah Atau IR
ü    Gelombang RADAR
ü    Gelombang TV
ü    Gelombang Radio

Urutan Frekuensi Cahaya Tampak dari Besar ke Kecil
ü    Cahaya ungu
ü    Cahaya nila
ü    Cahaya biru
ü    Cahaya hijau
ü    Cahaya kuning
ü    Cahaya jingga
ü    Cahaya merah
B. Sifat-sifat  Gelombang Cahaya
1.                  Dispersi

Pelangi disebabkab adanya peristiwa pembiasan dan peristiwa dispersi pada titik-titik uap air.
Apa itu Dispersi ????
Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya monokromatik (merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu)
Kapan DISPERSI itu terjadi ??
Dispersi cahaya terjadi jika seberkas cahaya polikromatik (cahaya putih) jatuh pada sisi prisma. Cahaya putih tersebut itu akan diuraikan menjadi warna-warna pembentuknya yang disebut spektrum cahaya.
Mengapa DISPERSI cahaya bisa terjadi ???
Karena cahaya merah mempunyai kecepatan paling besar maka cahaya mengalami deviasi paling kecil. Sedangkan cahaya ungu yang mempunyai kecepatan paling kecil mengalami deviasi paling besar sehingga indeks bias cahaya ungu lebih besar dari pada cahaya merah
Apakah sudut dispersi itu ??
Sudut dispersi merupakan sudut yang dibentuk antara deviasi sinar satu dengan sinar lain pada peristiwa dispersi (penguraian cahaya). Sudut ini merupakan selisih deviasi antara sinar-sinar yang bersangkutan. Jika sinar-sinar polikromatik diarahkan pada prisma, maka akan terjadi penguraian warna (sinar monokromatik) yang masing-masing sinar mempunyai deviasi tertentu. Dengan kata lain sudut dispersi adalah sudut yang dibentuk oleh sinar merah dan sinar ungu setelah keluar dari prisma.


Penerapan Dispersi:
 Contoh peristiwa dispersi pada kehidupan sehari-hari adalah pelangi. Pelangi hanya dapat kita lihat apabila kita membelakangi matahari dan hujan terjadi di depan kita. Jika seberkas cahaya matahari mengenai titik-titik air yang besar, maka sinar itu dibiaskan oleh bagian depan permukaan air. Pada saat sinar memasuki titik air, sebagian sinar akan dipantulkan oleh bagian belakang permukaan air, kemudian mengenai permukaan depan, dan akhirnya dibiaskan oleh permukaan depan. Karena dibiaskan, maka sinar ini pun diuraikan menjadi spektrum matahari. Peristiwa inilah yang kita lihat di langit dan disebut pelangi. Bagan terjadinya proses pelangi dapat dilihat pada Gambar dibawah.
http://fisikon.com/kelas3/images/stories/gelombang-cahaya/image012.jpg

Pernahkah kamu mengamati pelangi? Mengapa pelangi terjadi pada saat gerimis
 atau setelah hujan turun dan matahari tetap bersinar? Peristiwa terjadinya pelangi merupakan gejala dispersi cahaya. Gejala dispersi cahaya adalah gejala peruraian cahaya putih (polikromatik) menjadi cahaya berwarna-warni (monokromatik).
 Di depan telah disinggung bahwa cahaya putih merupakan cahaya polikromatik, artinya cahaya yang terdiri atas banyak warna dan panjang gelombang. Jika cahaya putih diarahkan ke prisma maka cahaya putih akan terurai menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Cahaya-cahaya ini memiliki panjang gelombang yang berbeda. Setiap panjang gelombang memiliki indeks bias yang berbeda. Semakin kecil panjang gelombangnya semakin besar indeks biasnya. Indeks bias cahaya tersebut adalah ungu > nila > biru > hijau > kuning > jingga > merah.


Perhatikan gambar di samping! Seberkas cahaya polikromatik diarahkan ke prisma. Cahaya tersebut kemudian terurai menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Tiap-tiap cahaya mempunyai sudut deviasi yang berbeda. Selisih antara sudut deviasi untuk cahaya ungu dan merah disebut sudut dispersi.



Besar sudut dispersi dapat dituliskan sebagai berikut:
f=
 Keterangan:
f    = sudut dispersi
deviasi sinar ungu
=deviasi sinar merah
nu   = indeks bias sinar ungu
nm  = indeks bias sinar merah

Rounded Rectangle: Ayo Coba!!!!!!!!
 


                                               
Folded Corner: 1. Seberkas cahaya putih menembus sebuah prisma tipis dengan sudut pembias 10°, jika indeks bias untuk cahaya merah dan ungu masing-masing 1,49 dan 1,52, tentukanlah besar sudut dispersinya! 
2. Seberkas cahaya putih menembus prisma dengan sudut pembias 100. Jika indeks bias cahaya merah dan ungu masing-masing 1,51 dan 1,53 tentukan besarnya sudut dispersi pada prisma tersebut ? 

3. Seberkas cahaya monokromatik dilewatkan pada sebuah prisma dengan sudut pembias 60o. Jika indeks bias untuk warna merah dan ungu masing-masing 1,51 dan 1,53, tentukanlah sudut dispersi pada prisma!
 







2.                   Interferensi Cahaya

 Cahaya merupakan gelombang yaitu gelombang elektromagnetik. Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru. Interferensi cahaya bisa terjadi jika ada dua atau lebih berkas sinar yang bergabung. Jika cahayanya tidak berupa berkas sinar maka interferensinya sulit diamati. Interferensi terjadi jika terpenuhi dua syarat berikut ini:
1.                       Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya harus memiliki beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama.
2.                       Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitude yang hampir sama.

Ø    Interferensi Celah Ganda

Pada tahun 1804 seorang fisikawan bernama Thomas Young (1773-1829) dapat mendemonstrasikan interferensi cahaya. Young melewatkan cahaya koheren (sinar-sinarnya sefase dan frekuensi sama) melalui dua celah sempit yang dikenal dengan celah ganda. Perhatikan Gambar (a), dua berkas cahaya koheren dilewatkan pada celah ganda kemudian dapat mengenai layar. Pada layar itulah tampak pola garisgaris terang seperti pada Gambar(b). Pola garisgaris terang dan gelap inilah bukti bahwa cahaya dapat berinterferensi.
Interferensi cahaya terjadi karena adanya beda fase cahaya dari kedua celah tersebut. Berkas cahaya dari S1 dan S2 yang sampai pada layar terlihat berbeda lintasan sebesar ΔS = d sin θ. Perbedaan panjang lintasan inilah yang dapat menimbulkan fase antara dua berkas cahaya tersebut berbeda. Interferensi akan saling menguatkan jika berkas cahaya sefase dan saling melemahkan jika berlawanan fase. Sefase berarti berbeda sudut fase Δθ = 0, 2π, 4π, ..... Sedangkan berlawanan fase berarti berbeda sudut fase Δθ = π, 3π, 5π, ... . Syarat ini dapat dituliskan dengan beda lintasan seperti persamaan berikut:
 Interferensi maksimum (garis terang) : d sin θ = n λ
 Interferensi minimum (garis gelap) : d sin θ = (n −) λ 21
             
            Keterangan :
            d = jarak antar celah (m),
            θ = sudut yang dibentuk berkas cahaya dengan garis mendatar
            n = pola interferensi (orde), garis terang n = 0, 1,2,3,....; garis gelap n = 1,2,3,....
            λ = panjang gelombang cahaya yang berinterferensi (m)
     Perhatikan kembali Gambar (a). Untuk sudut θ kecil ( θ ≤ 12o) akan berlaku: sin θ ≈ tg θ berarti selisih lintasannya memenuhi hubungan berikut:
d sin =
Rounded Rectangle: Ayo Coba !!!
 

                                                                                                     


 















Ø  Interferensi pada Lapisan Tipis
Kalian tentu pernah main air sabun yang ditiup sehingga terjadi gelembung. Kemudian saat terkena sinar matahari akan terlihat warna-warni. Cahaya warna-warni inilah bukti adanya peristiwa interferensi cahaya pada lapisan tipis air sabun. Interferensi ini terjadi pada sinar yang dipantulkan langsung dan sinar yang dipantulkan setelah dibiaskan. Syarat terjadinya interferensi memenuhi persamaan berikut:
            Interferensi maksimum : 2nd = (m + ) λ 21
            Interferensi minimum : 2nd = m . λ

Keterangan :
n = indeks bias lapisan
d = tebal lapisan (m)
λ = panjang gelombang cahaya (m), m = 0, 1, 2,3, 4, ......














Rounded Rectangle:  Ayo Coba !!!
Folded Corner: 1. Lapisan minyak berada di atas air dapat memantulkan warna merah. Hal ini dapat membuktikan bahwa warna biru mengalami interferensi dan hilang dari spektrum. Jika indeks bias minyak 1,5 dan panjang gelombang sinar biru sebesar 4500 Å, maka tentukan tebal minimum minyak tersebut! 
2. Sebuah sinar monokromatik dengan panjang gelombang 5800 Å didatangkan vertikal pada lapisan minyak yang indeks biasnya = 1,2. Agar terjadi pelemahan sinar maka tentukan tebal minimum lapisan minyak tersebut !
 


































3.      Difraksi Cahaya

Difraksi cahaya adalah peristiwa pelenturan cahaya yang akan terjadi jika cahaya melalui celah yang sangat sempit. Kita dapat melihat gejala ini dengan mudah pada cahaya yang melewati sela jari-jari yang kita rapatkan kemudian kita arahkan pada sumber cahaya yang jauh, misalnya lampu neon. Atau dengan melihat melalui kisi tenun kain yang terkena sinar lampu yang cukup jauh.
v    Difraksi Celah Tunggal


Gambar di samping memperlihatkan gelombang cahaya yang datang pada sebuah celah yang sangat sempit. Pola interferensi pada difraksi celah tunggal ini terlihat adanya garis-garis gelap. Sedangkan pola terangnya lebar. Terang pusat akan melebar setengah bagian lebih lebar pada kedua sisi. Dari kejadian ini dapat dituliskan syarat-syarat interferensi sebagai berikut:




                         
                        Difraksi maksimum : d sin θ = (m +)λ 21
                        Difraksi minimum : d sin θ = m λ
Keterangan :
d = lebar celah (m)
θ = sudut berkas sinar dengan arah tegak lurus (derajat)
λ = panjang gelombang cahaya (m)
m = 1, 2, 3, 4, ....







Rounded Rectangle: Ayo Coba !!!
Folded Corner: 1. Celah tunggal yang lebarnya 0,1 mm disinari berkas cahaya dengan panjang gelombang 4.000 Å. Apabila pola difraksi ditangkap pada layar yang jaraknya 20 cm dari celah, tentukan jarak antara garis gelap ketiga dan garis pusat terang! 
2. Sebuah celah memiliki lebar 0,2 mm disinari cahaya berkas sejajar dengan panjang gelombang 5000 Å. Jika sebuah layar ditempatkan 100 cm dibelakang celah, maka tentukan jarak garis gelap ke 1 dari terang pusat? 
3. Cahaya monokromatik dari sebuah sumber mengenai sebuah celah tunggal yang mempunyai diameter celah 0,06 cm. Jarak garis gelap kedua terhadap pusat terang adalah 0,12 cm. Jika jarak celah terhadap layar 2,4 m, berapakah panjang gelombang cahaya tersebut?
 





                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         









v    Difraksi Celah Ganda (Kisi Difraksi)
Kisi difraksi merupakan piranti untuk menghasilkan spektrum dengan menggunakan difraksi dan interferensi, yang tersusun oleh celah sejajar dalam jumlah sangat banyak dan memiliki jarak yang sama (biasanya dalam orde 1.000 per mm).


Dengan menggunakan banyak celah, garis-garis terang dan gelap yang dihasilkan pada layar menjadi lebih tajam. Bila banyaknya garis (celah) per satuan panjang, misalnya cm adalah N, maka tetapan kisi d adalah:
d


Bila cahaya dilewatkan pada kisi dan diarahkan ke layar, maka pada layar akan terjadi hal-hal berikut ini:
Garis terang (maksimum), bila: d.sin θ = n. λ ; n = 0, 1, 2, ........
Garis gelap (minimum), bila: d.sin θ = (n+21) λ; n = 1, 2, 3, ........


Rounded Rectangle:  Ayo Coba !!! 

                                                                                               



Folded Corner: 1. Sebuah kisi difraksi mempunyai 5000 garis/cm. Jika garis terang orde ke-3 membentuk sudut 300 terhadap titik pusat, hitunglah panjang gelombang cahaya yang digunakan? 
2. Celah tunggal yang lebarnya 0,1 mm disinari berkas cahaya dengan panjang gelombang 4.000 Å. Apabila pola difraksi ditangkap pada layar yang jaraknya 20 cm dari celah, tentukan jarak antara garis gelap ketiga dan garis pusat terang! 
3. Seberkas cahaya jatuh tegak lurus pada kisi yang terdiri dari 2000 garis tiap cm. Orde terang kedua membentuk sudut 30O terhadap horisontal. Berapakah :
a. panjang gelombang cahaya yang digunakan, 
b. jarak antar pola terang berdekatan jika layar dipasang pada jarak 40 cm di belakang kisi
 
























D. Polarisasi Cahaya
Pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa cahaya termasuk gelombang tranversal. Hal ini dibuktikan oleh peristiwa polarisasi cahaya.
Polarisasi cahaya dapat terjadi karena beberapa hal berikut:


1.                  pemantulan
2.                  pembiasan
3.                  absorpsi selektif
4.                  hamburan



Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi satu arah getar. Polarisasi gelombang menunjukkan arah medan listrik pada suatu titik yang dilewati oleh gelombang tersebut. Jenis polarisasi antena dapat dikategorikan berdasarkan polanya pada BIDANG yang TEGAK LURUS atau normal dengan sumbu propagasi.
Gelombang yang dapat mengalami polarisasi hanyalah gelombang tranversal yang mempunyai arah getaran tegak lurus dengan arah perambatannya. Polarisasi merupakan pembeda antara antara gelombang transversal dan longitudinal.
Terpolarisasi atau terkutub artinya memiliki satu arah getar tertentu saja, seperti pada gambar berikut :
http://tienkartina.files.wordpress.com/2010/09/polarisasi.jpg?w=300&h=155
 





Apabila semua arah getar gelombang transversal berada pada satu bidang datar yang juga merupakan arah gerak getarnya, gelombang tersebut dikatakan terpolarisasi bidang atau terpolarisasi linier. Cahaya dihasilkan dari gerakan atom yang sangat acak sehingga bidang polarisasinya juga sangat acak. Variasi bidang polarisasi ini berubah setiap 10-9 s. Cahaya dengan bidang polarisasi seperti ini dikatakan tidak terpolarisasi 
Simbol Cahaya alami, yang bukan sinar terpolarisasi adalah gambar sebagai berikut:
http://tienkartina.files.wordpress.com/2010/09/polarisasi-1.jpg?w=300&h=56
atau
http://tienkartina.files.wordpress.com/2010/09/polarisasi-2.jpg?w=300&h=16
Cahaya yang tidak terpolarisasi dapat dibuat menjadi terpolarisasi dengan cara sebagai berikut :
1.                  Polarisasi Karena Pemantulan
Cahaya yang tidak terpolarisasi datang pada bidang batas 2 medium berbeda dengan indeks  bias n1 dan n2. Sinar yang dipantulkan akan terpolarisasi bidang bila sinar pantul tegak lurus dengan sinar bias. Berkas sinar  alami (sinar yang belum terpolarisasi)  dijatuhkan dari medium udara, ke medium kaca (cermin datar). Dengan sudut datang i = 57o, maka sinar yang dipantulkan sudah terpolarisasi, seperti pada gambar berikut:
http://tienkartina.files.wordpress.com/2010/09/polarisasi-5.jpg?w=300&h=167

2. Polarisasi Karena Pemantulan dan Pembiasan
Berkas Sinar alami melalui suatu medium kaca,akan dipantulakna dan dibiaskan. Sinar terpolarisasi bila sudut pantul  dan sudut bias membentuk sudut 90, seperti pada gambar brikut:
http://tienkartina.files.wordpress.com/2010/09/polarisasi-4.jpg?w=300&h=290
Dari peristiwa pemantulan dan pembiasan akan diperoleh Rumus Brewster, Sebagai berikut:
ip + r = 9o,   r = 90 -ip
n2 /n1 = sin ip/sin r = sin ip/sin (90-ip) = sin ip/cos ip = tg ip
n2 /n1 = tg ip
3. Polarisasi karena penyerapan selektif (Polaroid)
Polarisasi dengan penyerapan selektif diperoleh dengan memasang dua buah polaroid, yaitu  Polarisator dan Analisator. Polarisator berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi, sedangkan Analisator untuk mengetahui apakah cahaya sudah terpolarisasi atau belum, seperti pada gambar berikut:
http://tienkartina.files.wordpress.com/2010/09/polarisasi1.jpg?w=529
              Jika sinar tak terpolarisasi I0 memasuki Polaroid, sinar tersebut akan terpolarisasi dengan intensitas ½ I0 dengan bidang polarisasi sesuai sumbu polarisasi Kristal.     
I = ½ I0 cos2
              Perstiwa polarisasi ini dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari misalnya sinar matahari yang mengenai molekul di udara dan dihamburkan oleh molekul udara akan dipolarisasikan. Pernahkah kamu memakai kacamata hitam saat matahari bersinar cerah? Kacamata hitam dilapisi oleh polarisator sehingga dapat mengurangi silau.


Rounded Rectangle: Ayo Coba !!!
Folded Corner: 1. Jelaskan tentang polarisasi karena pemantulan! 
2. Jelaskan tentang polarisasi karena absorpsi selektif! 
3. 3. Jelaskan tentang polarisasi karena pembiasan! 
4. 4. Jelaskan tentang polarisasi karena hamburan!
 














Rounded Rectangle: SOAL EVALUASI
 







A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Sebuah prisma dengan sudut pembias kecil 90. Indeks biasnya 2 berada pada medium yang indeks biasnya 1,2.  Sinar datang dari prisma tersebut dan sinar mengalami deviasi minimum dengan sudut….
a. 20                b. 40                c. 60                d.80                e. 100

2. Bila cahaya matahari mengenai suatu lapisan tipis minyak yang ada di atas permukaan air, maka warna-warna yang terlihat timbul karena ....
a. difraksi                    b. refraksi                    c. Interferensi              d. polarisasi     e. reflaksi

3. Dalam percobaan celah ganda, jarak kedua celah 0,5 mm. Jarak layar ke celah 1 m dan dipakai cahaya dengan panjang gelombang 540 nm. Jarak gelap ketiga terhadap terang keempat adalah ... .
a. 0,27 mm      b. 0,54 mm                 c. 0,80 mm      d. 1,08 mm      e. 1,62 mm

4. Seberkas cahaya jatuh tegak lurus mengenai dua celah yang berjarak 0,4 mm. Garis terang ketiga pada layar berjarak 0,5 mm dari teran  pusat. Jika jarak layar dengan celah adalah 40 cm, maka panjang gelombang cahaya tersebut adalah … .
a. 400 mm       b. 200 mm       c. 170 mm      d. 120 mm       e. 100 mm

5. Seberkas cahaya monokromatik dengan panjang gelombang 5.000 Å dilewatkan pada kisi difraksi sehingga garis terang kedua terjadi dengan sudut deviasi 300 terhadap garis normal. Kisi tersebut memiliki jumlah garis per milimeter sebesar … .
a. 250              b. 500              c. 1.000           d. 2.000           e. 4.000

6. Dua celah sempit yang terpisah pada jarak 0,2 mm disinari tegak lurus. Garis terang ketiga terletak 7,5 mm dari garis terang ke-nol pada layar yang jaraknya 1 meter dari celah. Panjang gelombang sinar yang dipakai adalah ... .
a. 2,5 x 10–4 mm   b. 1,5 x 10–3 mm   c. 2,5 x 10–3 mm   d. 5,0 x 10–4 mm           e.5,0 x 10–3 mm

7. Pita gelap ketiga terletak pada jarak 2 mm dari pusat terang pada percobaan interferensi dengan menggunakan cahaya 540 nm (1 nm = 10-9 m ). Jika jarak antara celah dan layar 1 meter maka lebar celah yang digunakan adalah . . . .
a. 0,3 mm                    b. 0,4 mm                    c. 0,5 mm                    d. 0,6 mm                    e. 0,7 mm

8. Sebuah kisi yang mempunyai 2 x 10 garis/cm menerima seberkas sinar monokromatis. Sudut deviasi garis terang pertama yang dipakai 30°. Panjang gelombang sinar monokromatis yang digunakan ….
a. 1000 nm      b. 750 nm       c. 500 nm        d. 250 √3 nm               e. 250 nm

9. Seorang siswa melakukan percobaan difraksi cahaya dengan menggunakan kisi difraksi 300 garis/mm. Ia mendapatkan pita terang pertama untuk suatu cahaya monokromatik berjarak 1,8 cm dari pusat terang. Panjang gelombang cahaya yang ia gunakan adalah . . . .
a. 4.000 Å                   b. 4.500 Å                   c. 5.000 Å                  d. 5.500 Å                   e. 6.000 Å

10. Suatu medium optik memiliki indeks bias 3 maka sudut datang sinar datang agar terjadi polarisasi cahaya akibat pemantulan adalah . . . .
a. 30°               b. 45°               c. 60°               d. 75°             e. 90°

B. Jawablah dengan tepat!
1.                  Suatu cahaya dari udara menuju air (na = 4/3). Supaya cahaya mengalami polarisasi linier, maka tentukan : a. sudut datangnya, b. sudut biasnya !
2.         Tentukanlah besar sudut datang polarisasi pada kaca dengan indeks bias 1,5!
3.                  Sebutkan dan jelaskan penerapan cahaya dalam bidang teknologi !
4.                  Seberkas cahaya memiliki intensitas 36 wat/m2 dilewatkan pada dua polarisator. Jika kedua polarisator dipasang sehingga sumbu transmisinya membentuk sudut 600 maka tentukanlah intensitas cahaya yang keluar dari kedua polarisator tersebut!

DAFTAR PUSTAKA




Ari Damari, Sri H. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
Asmiarto, Didik. 2006. Panduan Belajar Kelas 12 SMA IPA. Yogyakarta : Primagama
Budiyanto, Joko. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
Istiyono Edi. 2004. Sains Fisika Untuk Kelas XII. Klaten : Intan Pariwara.
Kanginan M. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga.
Lasmi, Ketut.2004. Bimbingan Pemantapan Fisika. Bandung : Yrama Widya.
Supiyanto. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Phibeta.
Siswanto, Sukaryadi. 2009. Kompetensi Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
Sunardi, Etsa. 2007. Fisika Bilingual Kelas XII. Bandung : Yrama Widya.
Umar E. Fisika dan Kecakapan Hidup Kelas XII. Jakarta : Ganeca-Exact.
http://fisikaman.co.nr





  



KATA PENGANTAR

 Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, karena  berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan Buku Fisika untuk SMA/MA kelas XII Semester Ganjil tentang Gelombang Cahaya ini. Dalam penulisan buku ini, kami sebagai penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan buku ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari semua pihak, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
 Dalam penulisan buku ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih  jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun dari segi materi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan buku selanjutnya. Semoga  buku  ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dalam peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua dan semoga materi ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan.
Bengkulu,   Maret  2015
                                                                                                                                   Penulis

                                                                                     







DAFTAR ISI




KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR  ISI.................................................................................................................... ii
BAB I     GELOMBANG CAHAYA
A. Spektrum Cahaya..................................................................................................
B. Sifat-sifat  Gelombang Cahaya.............................................................................
a)             Dispersi Cahaya.......................................................................................
b)            Interferensi Cahaya.................................................................................
c)             Difraksi Cahaya.......................................................................................
d)            Polarisasi Cahaya.....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA           









Rounded Rectangle: Gelombang CahayaBab 1
 




v    Indikator 
v  Menjelaskan sifat-sifat gelombang cahaya.
v  Melakukan percobaan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya.
v  Mengmati pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya.
v  Mengelolah data hasil percobaan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya.
v  Menyimpulkan dan menyajikan hasil percobaan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya.
v  Menemukan fenomena-fenomena gelombang cahaya dalam kehidupan sehari-hari.


 Cahaya memang menarik untuk dipelajari. Sejak berabad-abad yang lalu banyak ahli yang tertarik untuk meneliti cahaya. Sebagai contoh adalah Newton dan Maxwell. Teori Newton tentang cahaya terkenal dengan teori partikel cahaya sedangkan teori Maxwell terkenal dengan gelombang elektromagnetik. Fisikawan lain yang juga tertarik akan cahaya adalah Huygens, Thomas Young, dan Fresnell. Tokoh-tokoh fisika ini cukup banyak memberikan sumbangan terhadap perkembangan teori tentang cahaya. Cahaya merupakan radiasi gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi mata manusia. Karena itu, cahaya selain memiliki sifat-sifat gelombang secara umum misal dispersi, interferensi, difraksi, dan polarisasi, juga memiliki sifat-sifat gelombang elektromagnetik, yaitu dapat merambat melalui ruang hampa.
Ada dua jenis cahaya, yaitu cahaya polikromatik dan cahaya monokromatik. Cahaya polikromatik adalah cahaya yang terdiri atas banyak warna dan panjang gelombang. Contoh cahaya polikromatik adalah cahaya putih. Adapun cahaya monokromatik adalah cahaya yang hanya terdiri atas satu warna dan satu panjang gelombang. Contoh cahaya monokromatik adalah cahaya merah dan ungu.


A. Spektrum Cahaya
 Ketika berkas cahaya senter melewati sebuah prisma, maka cahaya tersebut akan membentuk susunan warna pelangi.
http://fisikon.com/kelas3/images/stories/gelombang-mekanik/image185.jpg
Spektrum adalah rentang panjang gelombang radiasi elektromagnetik yang berbeda-beda.
 Cahaya putih yang berasal dari sinar matahari bisa dipecah kedalam spektrum warna cahayanya menggunakan sebuah balok segitiga yang disebut prisma. Prisma tersebut diletakan dalam sebuah ruang gelap dan disinari dengan sebuah berkas sinar matahari atau cahaya putih yang sejenis. Prisma akan merefraksi (membelokkan) gelombang cahaya pendek lebih besar daripada gelombang cahaya panjang. Oleh karena itu, cahaya spektrum akan tersusun dalam pita-pita warna spektrum mulau dari ungu hingga merah.
Urutan cahaya dalam sebuah spektrum akan selalu sama. yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu ( red, orange, yellow, green, blue, indigo, violet).
*TAHUKAH KAMU*
Analisis spektrum bisa mengungkapkan bahan penyusun suatu benda, mulai dari galaksi yang sangat jauh hingga  obat-obatan.

Para ilmuwan mengingat urutan cahaya spektrum melalui huruf-huruf awal yang mengawali kata-kata dalam sebuah frasa kuno berikut, "Richard Of York Gained Battles In Vain".

ü    Inframerah adalah cahaya merah yang terbentuk dari gelombang cahaya yang terlalu panjang untuk dilihat mata manusia.

ü    Ultraviolet adalah cahaya ungu yang terbentuk dari gelombang cahaya  yang terlalu pendek untuk dilihat mata manusia.

ü    Spektroskopi atau analisis spektrum adalah ilmu yang mempelajari spektrum yang dihasilkan ketika sebuah padatan, cairan, atau gas bersinar.

Setiap benda menghasilkan spektrum yang unik, sehingga spektroskopi bisa digunakan untuk mengidentifikasi suatu benda.
Urutan Spektrum Gelombang Elektromagnetik dari Frekuensi Besar ke Frekuensi Kecil / dari Panjang gelombang Kecil ke Panjang Gelombang Besar
ü    Sinar gamma( γ )
ü    Sinar Rontgen atau Sinar x
ü    Sinar ultraungu atau sinar ultraviolet
ü    Sinar tampak
ü    Sinar inframerah Atau IR
ü    Gelombang RADAR
ü    Gelombang TV
ü    Gelombang Radio

Urutan Frekuensi Cahaya Tampak dari Besar ke Kecil
ü    Cahaya ungu
ü    Cahaya nila
ü    Cahaya biru
ü    Cahaya hijau
ü    Cahaya kuning
ü    Cahaya jingga
ü    Cahaya merah
B. Sifat-sifat  Gelombang Cahaya
1.                  Dispersi
Mengapa terjadi peristiwa pelangi seperti di bawah ini !
http://tienkartina.files.wordpress.com/2010/08/ipelangi-1.jpg?w=129&h=150http://tienkartina.files.wordpress.com/2010/08/pelangi.jpg?w=433&h=150
Pelangi disebabkab adanya peristiwa pembiasan dan peristiwa dispersi pada titik-titik uap air.
Apa itu Dispersi ????
Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya monokromatik (merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu)
Kapan DISPERSI itu terjadi ??
http://tienkartina.files.wordpress.com/2010/08/disversi-1.jpg?w=116&h=144http://tienkartina.files.wordpress.com/2010/08/disversi1.jpg?w=280&h=138

Dispersi cahaya terjadi jika seberkas cahaya polikromatik (cahaya putih) jatuh pada sisi prisma. Cahaya putih tersebut itu akan diuraikan menjadi warna-warna pembentuknya yang disebut spektrum cahaya., seperti gambar diatas.
Mengapa DISPERSI cahaya bisa terjadi ???
Karena cahaya merah mempunyai kecepatan paling besar maka cahaya mengalami deviasi paling kecil. Sedangkan cahaya ungu yang mempunyai kecepatan paling kecil mengalami deviasi paling besar sehingga indeks bias cahaya ungu lebih besar dari pada cahaya merah
Apakah sudut dispersi itu ??
Sudut dispersi merupakan sudut yang dibentuk antara deviasi sinar satu dengan sinar lain pada peristiwa dispersi (penguraian cahaya). Sudut ini merupakan selisih deviasi antara sinar-sinar yang bersangkutan. Jika sinar-sinar polikromatik diarahkan pada prisma, maka akan terjadi penguraian warna (sinar monokromatik) yang masing-masing sinar mempunyai deviasi tertentu. Dengan kata lain sudut dispersi adalah sudut yang dibentuk oleh sinar merah dan sinar ungu setelah keluar dari prisma.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi95UvjtbBwuytJo0EO2b99EoU6RjS-G-pLP3IMRAWbcZfqZv69B4oYJzJuRPhDj6ICdRihCUO58FgYRsqJ0L5w9GYutHnpF0VzKjGYDg9wKyQArAshGgPO_8jJedoCrcOVQ6p9aO8UuUA/s1600/Dispersi-sinar-merah-terhadap-sinar-ungu-942013.jpg
Sebagai contoh, pada Gambar dapat dinyatakan:
§     deviasi sinar merah δm =(nm −1) β 
§     deviasi sinar ungu δu =(nu −1) β
Apabila sudut-sudut pembias kecil maka rumus tersebut dapat ditulis dalam bentuk :
(n1k – 1) β1 = (n2k – 1) β2
Sudut deviasi total dapat ditentukan dari hubungan berikut :
δtotal  = (n1 m – 1) β1 - (n2 m – 1) β2
= (n1 u – 1) β1 - (n2 u – 1) β2
Ket :
n1 = indeks bias medium
n2 = indeks bias prisma
β = sudut pembias (puncak) prisma
δm = sudut deviasi minimum
Penerapan Dispersi:
 Contoh peristiwa dispersi pada kehidupan sehari-hari adalah pelangi. Pelangi hanya dapat kita lihat apabila kita membelakangi matahari dan hujan terjadi di depan kita. Jika seberkas cahaya matahari mengenai titik-titik air yang besar, maka sinar itu dibiaskan oleh bagian depan permukaan air. Pada saat sinar memasuki titik air, sebagian sinar akan dipantulkan oleh bagian belakang permukaan air, kemudian mengenai permukaan depan, dan akhirnya dibiaskan oleh permukaan depan. Karena dibiaskan, maka sinar ini pun diuraikan menjadi spektrum matahari. Peristiwa inilah yang kita lihat di langit dan disebut pelangi. Bagan terjadinya proses pelangi dapat dilihat pada Gambar dibawah.
http://fisikon.com/kelas3/images/stories/gelombang-cahaya/image012.jpg
Gambar Proses terjadi pelangi
Pernahkah kamu mengamati pelangi? Mengapa pelangi terjadi pada saat gerimis
 atau setelah hujan turun dan matahari tetap bersinar? Peristiwa terjadinya pelangi merupakan gejala dispersi cahaya. Gejala dispersi cahaya adalah gejala peruraian cahaya putih (polikromatik) menjadi cahaya berwarna-warni (monokromatik).
 Di depan telah disinggung bahwa cahaya putih merupakan cahaya polikromatik, artinya cahaya yang terdiri atas banyak warna dan panjang gelombang. Jika cahaya putih diarahkan ke prisma maka cahaya putih akan terurai menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Cahaya-cahaya ini memiliki panjang gelombang yang berbeda. Setiap panjang gelombang memiliki indeks bias yang berbeda. Semakin kecil panjang gelombangnya semakin besar indeks biasnya. Indeks bias cahaya tersebut adalah ungu > nila > biru > hijau > kuning > jingga > merah.


Perhatikan gambar di samping! Seberkas cahaya polikromatik diarahkan ke prisma. Cahaya tersebut kemudian terurai menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Tiap-tiap cahaya mempunyai sudut deviasi yang berbeda. Selisih antara sudut deviasi untuk cahaya ungu dan merah disebut sudut dispersi.



Besar sudut dispersi dapat dituliskan sebagai berikut:
f=
 Keterangan:
f    = sudut dispersi
deviasi sinar ungu
=deviasi sinar merah
nu   = indeks bias sinar ungu
nm  = indeks bias sinar merah

Rounded Rectangle: Ayo Coba!!!!!!!!
 


                                               
Folded Corner: 1. Seberkas cahaya putih menembus sebuah prisma tipis dengan sudut pembias 10°, jika indeks bias untuk cahaya merah dan ungu masing-masing 1,49 dan 1,52, tentukanlah besar sudut dispersinya! 
2. Seberkas cahaya putih menembus prisma dengan sudut pembias 100. Jika indeks bias cahaya merah dan ungu masing-masing 1,51 dan 1,53 tentukan besarnya sudut dispersi pada prisma tersebut ? 

3. Seberkas cahaya monokromatik dilewatkan pada sebuah prisma dengan sudut pembias 60o. Jika indeks bias untuk warna merah dan ungu masing-masing 1,51 dan 1,53, tentukanlah sudut dispersi pada prisma!
 







2.                   Interferensi Cahaya

 Cahaya merupakan gelombang yaitu gelombang elektromagnetik. Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru. Interferensi cahaya bisa terjadi jika ada dua atau lebih berkas sinar yang bergabung. Jika cahayanya tidak berupa berkas sinar maka interferensinya sulit diamati. Interferensi terjadi jika terpenuhi dua syarat berikut ini:
1.                       Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya harus memiliki beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama.
2.                       Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitude yang hampir sama.

Ø    Interferensi Celah Ganda

Pada tahun 1804 seorang fisikawan bernama Thomas Young (1773-1829) dapat mendemonstrasikan interferensi cahaya. Young melewatkan cahaya koheren (sinar-sinarnya sefase dan frekuensi sama) melalui dua celah sempit yang dikenal dengan celah ganda. Perhatikan Gambar (a), dua berkas cahaya koheren dilewatkan pada celah ganda kemudian dapat mengenai layar. Pada layar itulah tampak pola garisgaris terang seperti pada Gambar(b). Pola garisgaris terang dan gelap inilah bukti bahwa cahaya dapat berinterferensi.
Interferensi cahaya terjadi karena adanya beda fase cahaya dari kedua celah tersebut. Berkas cahaya dari S1 dan S2 yang sampai pada layar terlihat berbeda lintasan sebesar ΔS = d sin θ. Perbedaan panjang lintasan inilah yang dapat menimbulkan fase antara dua berkas cahaya tersebut berbeda. Interferensi akan saling menguatkan jika berkas cahaya sefase dan saling melemahkan jika berlawanan fase. Sefase berarti berbeda sudut fase Δθ = 0, 2π, 4π, ..... Sedangkan berlawanan fase berarti berbeda sudut fase Δθ = π, 3π, 5π, ... . Syarat ini dapat dituliskan dengan beda lintasan seperti persamaan berikut:
 Interferensi maksimum (garis terang) : d sin θ = n λ
 Interferensi minimum (garis gelap) : d sin θ = (n −) λ 21
             
            Keterangan :
            d = jarak antar celah (m),
            θ = sudut yang dibentuk berkas cahaya dengan garis mendatar
            n = pola interferensi (orde), garis terang n = 0, 1,2,3,....; garis gelap n = 1,2,3,....
            λ = panjang gelombang cahaya yang berinterferensi (m)
     Perhatikan kembali Gambar (a). Untuk sudut θ kecil ( θ ≤ 12o) akan berlaku: sin θ ≈ tg θ berarti selisih lintasannya memenuhi hubungan berikut:
d sin =
Rounded Rectangle: Ayo Coba !!!
 

                                                                                                     

Folded Corner: 1. Pada percobaan Young digunakan gelombang cahaya dengan panjang gelombang 4.500 Å dan jarak antara celah dengan layar 2 meter. Jika jarak antarcelah 0,5 mm, tentukan jarak pita terang kedua dari pusat terang! 
2. Seberkas cahaya monokromatik memiliki panjang gelombang 5000 Å dilewatkan melalui celah ganda Young. Celah ganda berjarak 0,2 mm satu sama lain, kemudian 80 cm di belakang celah di pasang layar. Tentukan : 
a. jarak garis terang pertama dari terang pusat, 
b. jarak garis terang kedua dari terang pusat, jarak antara garis terang pertama dengan garis terang kedua pada layar ! 
3. Dua celah yang berjarak 1 mm, disinari cahaya merah dengan panjang gelombang 6,5 × 10-7 m. Garis gelap terang dapat diamati pada layar yang berjarak 1 m dari celah. Hitunglah jarak antara gelap ketiga dan terang pusat, serta jarak antara terang kedua dengan garis terang keempat!
 















Ø  Interferensi pada Lapisan Tipis
Kalian tentu pernah main air sabun yang ditiup sehingga terjadi gelembung. Kemudian saat terkena sinar matahari akan terlihat warna-warni. Cahaya warna-warni inilah bukti adanya peristiwa interferensi cahaya pada lapisan tipis air sabun. Interferensi ini terjadi pada sinar yang dipantulkan langsung dan sinar yang dipantulkan setelah dibiaskan. Syarat terjadinya interferensi memenuhi persamaan berikut:
            Interferensi maksimum : 2nd = (m + ) λ 21
            Interferensi minimum : 2nd = m . λ

Keterangan :
n = indeks bias lapisan
d = tebal lapisan (m)
λ = panjang gelombang cahaya (m), m = 0, 1, 2,3, 4, ......













Rounded Rectangle:  Ayo Coba !!!
Folded Corner: 1. Lapisan minyak berada di atas air dapat memantulkan warna merah. Hal ini dapat membuktikan bahwa warna biru mengalami interferensi dan hilang dari spektrum. Jika indeks bias minyak 1,5 dan panjang gelombang sinar biru sebesar 4500 Å, maka tentukan tebal minimum minyak tersebut! 
2. Sebuah sinar monokromatik dengan panjang gelombang 5800 Å didatangkan vertikal pada lapisan minyak yang indeks biasnya = 1,2. Agar terjadi pelemahan sinar maka tentukan tebal minimum lapisan minyak tersebut !
 


































3.      Difraksi Cahaya

Difraksi cahaya adalah peristiwa pelenturan cahaya yang akan terjadi jika cahaya melalui celah yang sangat sempit. Kita dapat melihat gejala ini dengan mudah pada cahaya yang melewati sela jari-jari yang kita rapatkan kemudian kita arahkan pada sumber cahaya yang jauh, misalnya lampu neon. Atau dengan melihat melalui kisi tenun kain yang terkena sinar lampu yang cukup jauh.
v    Difraksi Celah Tunggal


Gambar di samping memperlihatkan gelombang cahaya yang datang pada sebuah celah yang sangat sempit. Pola interferensi pada difraksi celah tunggal ini terlihat adanya garis-garis gelap. Sedangkan pola terangnya lebar. Terang pusat akan melebar setengah bagian lebih lebar pada kedua sisi. Dari kejadian ini dapat dituliskan syarat-syarat interferensi sebagai berikut:




                         
                        Difraksi maksimum : d sin θ = (m +)λ 21
                        Difraksi minimum : d sin θ = m λ
Keterangan :
d = lebar celah (m)
θ = sudut berkas sinar dengan arah tegak lurus (derajat)
λ = panjang gelombang cahaya (m)
m = 1, 2, 3, 4, ....







Rounded Rectangle: Ayo Coba !!!
Folded Corner: 1. Celah tunggal yang lebarnya 0,1 mm disinari berkas cahaya dengan panjang gelombang 4.000 Å. Apabila pola difraksi ditangkap pada layar yang jaraknya 20 cm dari celah, tentukan jarak antara garis gelap ketiga dan garis pusat terang! 
2. Sebuah celah memiliki lebar 0,2 mm disinari cahaya berkas sejajar dengan panjang gelombang 5000 Å. Jika sebuah layar ditempatkan 100 cm dibelakang celah, maka tentukan jarak garis gelap ke 1 dari terang pusat? 
3. Cahaya monokromatik dari sebuah sumber mengenai sebuah celah tunggal yang mempunyai diameter celah 0,06 cm. Jarak garis gelap kedua terhadap pusat terang adalah 0,12 cm. Jika jarak celah terhadap layar 2,4 m, berapakah panjang gelombang cahaya tersebut?
 





                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         









v    Difraksi Celah Ganda (Kisi Difraksi)
Kisi difraksi merupakan piranti untuk menghasilkan spektrum dengan menggunakan difraksi dan interferensi, yang tersusun oleh celah sejajar dalam jumlah sangat banyak dan memiliki jarak yang sama (biasanya dalam orde 1.000 per mm).


Dengan menggunakan banyak celah, garis-garis terang dan gelap yang dihasilkan pada layar menjadi lebih tajam. Bila banyaknya garis (celah) per satuan panjang, misalnya cm adalah N, maka tetapan kisi d adalah:
d


Bila cahaya dilewatkan pada kisi dan diarahkan ke layar, maka pada layar akan terjadi hal-hal berikut ini:
Garis terang (maksimum), bila: d.sin θ = n. λ ; n = 0, 1, 2, ........
Garis gelap (minimum), bila: d.sin θ = (n+21) λ; n = 1, 2, 3, ........


Rounded Rectangle:  Ayo Coba !!! 

                                                                                               



Folded Corner: 1. Sebuah kisi difraksi mempunyai 5000 garis/cm. Jika garis terang orde ke-3 membentuk sudut 300 terhadap titik pusat, hitunglah panjang gelombang cahaya yang digunakan? 
2. Celah tunggal yang lebarnya 0,1 mm disinari berkas cahaya dengan panjang gelombang 4.000 Å. Apabila pola difraksi ditangkap pada layar yang jaraknya 20 cm dari celah, tentukan jarak antara garis gelap ketiga dan garis pusat terang! 
3. Seberkas cahaya jatuh tegak lurus pada kisi yang terdiri dari 2000 garis tiap cm. Orde terang kedua membentuk sudut 30O terhadap horisontal. Berapakah :
a. panjang gelombang cahaya yang digunakan, 
b. jarak antar pola terang berdekatan jika layar dipasang pada jarak 40 cm di belakang kisi
 
























D. Polarisasi Cahaya
Pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa cahaya termasuk gelombang tranversal. Hal ini dibuktikan oleh peristiwa polarisasi cahaya.
Polarisasi cahaya dapat terjadi karena beberapa hal berikut:


1.                  pemantulan
2.                  pembiasan
3.                  absorpsi selektif
4.                  hamburan



Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi satu arah getar. Polarisasi gelombang menunjukkan arah medan listrik pada suatu titik yang dilewati oleh gelombang tersebut. Jenis polarisasi antena dapat dikategorikan berdasarkan polanya pada BIDANG yang TEGAK LURUS atau normal dengan sumbu propagasi.
Gelombang yang dapat mengalami polarisasi hanyalah gelombang tranversal yang mempunyai arah getaran tegak lurus dengan arah perambatannya. Polarisasi merupakan pembeda antara antara gelombang transversal dan longitudinal.
Terpolarisasi atau terkutub artinya memiliki satu arah getar tertentu saja, seperti pada gambar berikut :
http://tienkartina.files.wordpress.com/2010/09/polarisasi.jpg?w=300&h=155
 




Apabila semua arah getar gelombang transversal berada pada satu bidang datar yang juga merupakan arah gerak getarnya, gelombang tersebut dikatakan terpolarisasi bidang atau terpolarisasi linier. Cahaya dihasilkan dari gerakan atom yang sangat acak sehingga bidang polarisasinya juga sangat acak. Variasi bidang polarisasi ini berubah setiap 10-9 s. Cahaya dengan bidang polarisasi seperti ini dikatakan tidak terpolarisasi 
Simbol Cahaya alami, yang bukan sinar terpolarisasi adalah gambar sebagai berikut:
http://tienkartina.files.wordpress.com/2010/09/polarisasi-1.jpg?w=300&h=56
atau
http://tienkartina.files.wordpress.com/2010/09/polarisasi-2.jpg?w=300&h=16
Cahaya yang tidak terpolarisasi dapat dibuat menjadi terpolarisasi dengan cara sebagai berikut :
1.                  Polarisasi Karena Pemantulan
Cahaya yang tidak terpolarisasi datang pada bidang batas 2 medium berbeda dengan indeks  bias n1 dan n2. Sinar yang dipantulkan akan terpolarisasi bidang bila sinar pantul tegak lurus dengan sinar bias. Berkas sinar  alami (sinar yang belum terpolarisasi)  dijatuhkan dari medium udara, ke medium kaca (cermin datar). Dengan sudut datang i = 57o, maka sinar yang dipantulkan sudah terpolarisasi, seperti pada gambar berikut:
http://tienkartina.files.wordpress.com/2010/09/polarisasi-5.jpg?w=300&h=167

2. Polarisasi Karena Pemantulan dan Pembiasan
Berkas Sinar alami melalui suatu medium kaca,akan dipantulakna dan dibiaskan. Sinar terpolarisasi bila sudut pantul  dan sudut bias membentuk sudut 90, seperti pada gambar brikut:
http://tienkartina.files.wordpress.com/2010/09/polarisasi-4.jpg?w=300&h=290
Dari peristiwa pemantulan dan pembiasan akan diperoleh Rumus Brewster, Sebagai berikut:
ip + r = 9o,   r = 90 -ip
n2 /n1 = sin ip/sin r = sin ip/sin (90-ip) = sin ip/cos ip = tg ip
n2 /n1 = tg ip
3. Polarisasi karena penyerapan selektif (Polaroid)
Polarisasi dengan penyerapan selektif diperoleh dengan memasang dua buah polaroid, yaitu  Polarisator dan Analisator. Polarisator berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi, sedangkan Analisator untuk mengetahui apakah cahaya sudah terpolarisasi atau belum, seperti pada gambar berikut:
http://tienkartina.files.wordpress.com/2010/09/polarisasi1.jpg?w=529
              Jika sinar tak terpolarisasi I0 memasuki Polaroid, sinar tersebut akan terpolarisasi dengan intensitas ½ I0 dengan bidang polarisasi sesuai sumbu polarisasi Kristal.     
I = ½ I0 cos2
              Perstiwa polarisasi ini dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari misalnya sinar matahari yang mengenai molekul di udara dan dihamburkan oleh molekul udara akan dipolarisasikan. Pernahkah kamu memakai kacamata hitam saat matahari bersinar cerah? Kacamata hitam dilapisi oleh polarisator sehingga dapat mengurangi silau.


Rounded Rectangle: Ayo Coba !!!
Folded Corner: 1. Jelaskan tentang polarisasi karena pemantulan! 
2. Jelaskan tentang polarisasi karena absorpsi selektif! 
3. 3. Jelaskan tentang polarisasi karena pembiasan! 
4. 4. Jelaskan tentang polarisasi karena hamburan!
 














Rounded Rectangle: SOAL EVALUASI
 






A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Sebuah prisma dengan sudut pembias kecil 90. Indeks biasnya 2 berada pada medium yang indeks biasnya 1,2.  Sinar datang dari prisma tersebut dan sinar mengalami deviasi minimum dengan sudut….
a. 20                b. 40                c. 60                d.80                e. 100

2. Bila cahaya matahari mengenai suatu lapisan tipis minyak yang ada di atas permukaan air, maka warna-warna yang terlihat timbul karena ....
a. difraksi                    b. refraksi                    c. Interferensi              d. polarisasi     e. reflaksi

3. Dalam percobaan celah ganda, jarak kedua celah 0,5 mm. Jarak layar ke celah 1 m dan dipakai cahaya dengan panjang gelombang 540 nm. Jarak gelap ketiga terhadap terang keempat adalah ... .
a. 0,27 mm      b. 0,54 mm                 c. 0,80 mm      d. 1,08 mm      e. 1,62 mm

4. Seberkas cahaya jatuh tegak lurus mengenai dua celah yang berjarak 0,4 mm. Garis terang ketiga pada layar berjarak 0,5 mm dari teran  pusat. Jika jarak layar dengan celah adalah 40 cm, maka panjang gelombang cahaya tersebut adalah … .
a. 400 mm       b. 200 mm       c. 170 mm      d. 120 mm       e. 100 mm

5. Seberkas cahaya monokromatik dengan panjang gelombang 5.000 Å dilewatkan pada kisi difraksi sehingga garis terang kedua terjadi dengan sudut deviasi 300 terhadap garis normal. Kisi tersebut memiliki jumlah garis per milimeter sebesar … .
a. 250              b. 500              c. 1.000           d. 2.000           e. 4.000

6. Dua celah sempit yang terpisah pada jarak 0,2 mm disinari tegak lurus. Garis terang ketiga terletak 7,5 mm dari garis terang ke-nol pada layar yang jaraknya 1 meter dari celah. Panjang gelombang sinar yang dipakai adalah ... .
a. 2,5 x 10–4 mm   b. 1,5 x 10–3 mm   c. 2,5 x 10–3 mm   d. 5,0 x 10–4 mm           e.5,0 x 10–3 mm

7. Pita gelap ketiga terletak pada jarak 2 mm dari pusat terang pada percobaan interferensi dengan menggunakan cahaya 540 nm (1 nm = 10-9 m ). Jika jarak antara celah dan layar 1 meter maka lebar celah yang digunakan adalah . . . .
a. 0,3 mm                    b. 0,4 mm                    c. 0,5 mm                    d. 0,6 mm                    e. 0,7 mm

8. Sebuah kisi yang mempunyai 2 x 10 garis/cm menerima seberkas sinar monokromatis. Sudut deviasi garis terang pertama yang dipakai 30°. Panjang gelombang sinar monokromatis yang digunakan ….
a. 1000 nm      b. 750 nm       c. 500 nm        d. 250 √3 nm               e. 250 nm

9. Seorang siswa melakukan percobaan difraksi cahaya dengan menggunakan kisi difraksi 300 garis/mm. Ia mendapatkan pita terang pertama untuk suatu cahaya monokromatik berjarak 1,8 cm dari pusat terang. Panjang gelombang cahaya yang ia gunakan adalah . . . .
a. 4.000 Å                   b. 4.500 Å                   c. 5.000 Å                  d. 5.500 Å                   e. 6.000 Å

10. Suatu medium optik memiliki indeks bias 3 maka sudut datang sinar datang agar terjadi polarisasi cahaya akibat pemantulan adalah . . . .
a. 30°               b. 45°               c. 60°               d. 75°             e. 90°

B. Jawablah dengan tepat!
1.                  Suatu cahaya dari udara menuju air (na = 4/3). Supaya cahaya mengalami polarisasi linier, maka tentukan : a. sudut datangnya, b. sudut biasnya !
2.         Tentukanlah besar sudut datang polarisasi pada kaca dengan indeks bias 1,5!
3.                  Sebutkan dan jelaskan penerapan cahaya dalam bidang teknologi !
4.                  Seberkas cahaya memiliki intensitas 36 wat/m2 dilewatkan pada dua polarisator. Jika kedua polarisator dipasang sehingga sumbu transmisinya membentuk sudut 600 maka tentukanlah intensitas cahaya yang keluar dari kedua polarisator tersebut!

DAFTAR PUSTAKA




Ari Damari, Sri H. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
Asmiarto, Didik. 2006. Panduan Belajar Kelas 12 SMA IPA. Yogyakarta : Primagama
Budiyanto, Joko. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
Istiyono Edi. 2004. Sains Fisika Untuk Kelas XII. Klaten : Intan Pariwara.
Kanginan M. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga.
Lasmi, Ketut.2004. Bimbingan Pemantapan Fisika. Bandung : Yrama Widya.
Supiyanto. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Phibeta.
Siswanto, Sukaryadi. 2009. Kompetensi Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
Sunardi, Etsa. 2007. Fisika Bilingual Kelas XII. Bandung : Yrama Widya.
Umar E. Fisika dan Kecakapan Hidup Kelas XII. Jakarta : Ganeca-Exact.
http://fisikaman.co.nr





Tidak ada komentar:

Posting Komentar